Hai, hai sobat lala...
Kali ini saya akan berbagi tentang kuliner pekalongan, yaitu
“Megono” kalian pasti tahukan???...
Ya, megono tak asing lagi ditelinga orang Pekalongan. Megono
termasuk makanan khas pekalongan, rasanya enak dan disukai banyak orang. Kalau
kita mendengar kata megono pasti ingat orang Pekalongan karena makanannya.
Tapi... kalian tahu tidak kenapa sih megono menjadi makanan khas Pekalongan?
Sejarah Megono
Ini dia asal usul megono, dulu megono termasuk makan peninggalan
kerajaan mataram. Megono adalah nasi tumpeng yang dipinggir-pingirnya terdapat
bumbu yang berupa cecek (nangka muda) yang sudah direbus dan dipotong
besar-besar atasnya diberi bumbu yang sudah masak. Pada saat itu nasi megono
tersebut nantinya akan di hanyutkan ke laut sebagai rasa syukur. Namun,
lama-kelamaan kebiasaan tersebut diubah, nasi megono hanya dapat dijumpai
ketika ada peringatan Islam. Tidak lagi dihanyutkan ke laut, tetapi dimakan
bersama-sama di masjid.
Bagi orang Pekalongan kebiasaan tersebut diubah. Kini nasi
megono menjadi makanan sehari-hari orang Pekalongan, karena cara membuatnya
yang mudah dan rasanya enak. Tidak hanya sebagai makan sehari-hari saja, nasi
megono juga didagangkan dengan dibungkus daun jati atau daun pisang. Itulah
sebabnya megono kini menjadi makanan khas pekalongan.
Kelezatan Megono
Megono adalah lauk yang berupa cecek (nangka muda) yang di
campur dengan kelapa parut yang diberi bumbu sedap. Sekarang megono kini telah
menjadi makan sehari- hari orang Pekalongan. Megono hampir disukai banyak orang, dari anak-anak hingga dewasa. Tidak hanya disukai
warga Pekalongan saja, tetapi juga orang-orang diluar daerah Pekalongan. Kalau
berkunjung ke Pekalongan pasti tak lupa berburu sego megononya.
Megono dapat menjadi
teman makan yang enak, walau hanya dengan nasi putih hangat saja dan cocok bersanding dengan menu lainnya.
Megono dapat dinikmati kapan saja, bisa pagi ,siang atau malam hari. Biasanya
di Pekalongan megono di dagangkan dipagi hari sebagai menu sarapan pagi. Selain
di pagi hari megono juga ada pada sore hari, yang terdapat di warung-warung
lesehan sego megono. Orang pekalongan biasa menyebutnya dengan “Sego Megono”.
Kita dapat menikmati megono kapan pun dan dimanapun disudut Pekalongan. Sego
megono yang didagangkan di warung-warung lesehan sekarang sudah jarang yang
menggunakan bungkus daun jati karena jarang kita jumpai. Dan sekarang banyak
pedagang sego megono menggunakan kertas minyak yang mudah didapat. Padahal,
bungkus daun jati akan lebih membuat sedap selera makan kita, karena aroma daun
jati yang khas. Megono biasanya dihidangkan dengan menu lain, seperti yang
biasa ada di warung-warung lesehan, yaitu: tempe goreng, sate keong, sate telur
puyuh dan menu-menu yang lainnya.
Tidak hanya itu harganya pun terjangkau untuk setiap kalangan.
Biasanya satu bungkus nasi megono dijual dengan harga 2.000 rupiah, sangat
murahkan???... , Nasi megono memang maknyus...??? rasanya enak, sedap, harganya
pun terjangkau bagi semua kalangan.
Cara membuat megono
Selain rasanya yang maknyus...., megono juga mudah dibuat
sendiri. Ayok kita coba buat megono,,,,.....
1. Nangka muda atau
cecek dijajak/dicincang kecil-kecil, setelah itu dicuci untuk menghilangkan
getah pada cecek tersebut.
2. Kemudian kita
buat bumbunya, bahannya: bawang putih, bawang merah, cabai rawit kalau pingin
pedas, garam, daun salam, kecombrang, terasi dan tak lupa kelapa parut.
3. Siapkan panci
yang ada sarangannya, lalu masukkan cecek yang sudah dicuci kemudian kelapa
parut dan bumbunya. Dikukus hingga matang.
4. Setelah matang
angkat, lalu aduk jadi satu.
5. Siap sajikan.
Mudah bukan, jangan lupa coba buat di rumah ya........,,,
Selamat mencoba.....
Semoga Bermanfaat